Uniknya Kota Rjukan, 5 Bulan Tanpa Sinar Matahari

Suara Wanita – Sinar matahari merupakan aspek penting dalam hal kesehatan, suasana hati yang baik, dan kesejahteraan manusia secara keseluruhan.

Namun tak semua orang bisa mendapatkan kebutuhan itu. Banyak kota-kota di dunia yang kekurangan sinar matahari langsung, bahkan hingga berbulan-bulan.

Akibatnya, banyak penduduknya yang lantas berisiko kekurangan vitamin D yang sangat penting bagi kesehatan.

Rjukan contohnya. Sebuah kota yang terletak 3 jam di barat laut Oslo, Norwegia ini merupakan salah satu kota paling gelap di dunia.

Ya, kota ini tidak mendapat sinar matahari langsung selama bulan September hingga Maret di setiap tahunnya. Ini terjadi karena pegunungan yang mengelilinginya.

Padahal, Norwegia hampir selalu cerah karena matahari juga bersinar saat tengah malam. Namun Rjukan berbeda. Kota ini populer karena kegelapannya.

CERMIN RAKSASA SEBAGAI SOLUSI DI RJUKAN

Untuk mengatasi hal itu, kota Rjukan memasang cermin raksasa di atas gunung yang berfungsi untuk memantulkan sinar matahari ke seluruh kota.

Cermin bertenaga surya yang terpasang 450 meter di atas kota ini melacak pergerakan surya di seluruh kota.

Ide ini sempat menerima beberapa kritik yang menyebut proyek itu merupakan penipuan, dan membuang banyak uang hanya untuk sedikit sinar matahari.

Tetapi cermin tersebut justru membuat kota Rjukan menjadi populer. Ide ini berhasil menarik lebih banyak wisatawan domestik dan mancanegara untuk datang ke sana.

MR SAM EYDE DAN MARTIN ANDERSEN, DUA SOSOK DI BALIK CERMIN RAKSASA

Ide tentang cermin ini pertama kali lahir dari pendiri kotanya, Mr. Sam Eyde pada tahun 1913. Dia memahami pentingnya matahari dan mencoba membuat cermin meski sayangnya, dia tidak berhasil.

Menurut situs pariwisata Norwegia, ide tersebut diambil lagi pada tahun 2005 oleh Martin Andersen, seorang seniman dan penduduk kota.

Akhirnya pada 2013, cermin secara resmi dipasang, tepat 100 tahun setelah ide tersebut lahir.

Hingga saat ini, ada sekitar 3.386 penduduk di Rjukan. Kota ini sendiri mendapatkan namanya dari Air Terjun Rjukan, sebuah air terjun dengan ketinggian 104 meter, yang menyediakan akses untuk menghasilkan listrik dalam jumlah besar bagi seluruh warga.