Suarawanita.com – Harga saham BREN (PT Barito Renewables Energy Tbk) kembali mencatatkan penurunan signifikan dalam beberapa hari terakhir.

Saham perusahaan yang bergerak di sektor energi terbarukan ini telah mengalami penurunan drastis sebesar 36% hanya dalam dua hari terakhir.

Pada perdagangan Selasa, 24 September 2024, saham BREN ditutup pada posisi Rp7.075 per lembar, turun sebesar 19,83% atau sekitar 1.750 poin.

Penurunan saham BREN ini dipicu oleh penghapusan perusahaan tersebut dari indeks FTSE Russell.

Indeks FTSE Russell, yang merupakan salah satu indeks global terkemuka, mengeluarkan BREN dari daftar mereka karena masalah konsentrasi kepemilikan saham.

Salah satu faktor utama adalah dominasi pemegang saham yang terlalu tinggi, sehingga tidak memenuhi syarat minimum “free float” atau jumlah saham yang dimiliki oleh publik.

Keputusan ini diumumkan pada hari Rabu, yang menyebabkan kepanikan di kalangan investor dan aksi jual besar-besaran di bursa.

Selama dua hari perdagangan terakhir, volume transaksi saham BREN mencapai 12,59 juta saham dengan nilai transaksi sekitar Rp89,08 miliar.

Sebagian besar transaksi didominasi oleh aksi jual, yang tercermin dari frekuensi transaksi sebanyak 6.449 kali.

Situasi ini semakin memperburuk performa saham BREN, yang sebelumnya dipandang sebagai salah satu saham paling mahal di Bursa Efek Indonesia (BEI)​.

Faktor Utama Penurunan

Salah satu penyebab utama anjloknya saham BREN adalah ketidakmampuan perusahaan untuk mempertahankan posisinya di indeks FTSE Russell.

Penghapusan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor, terutama terkait dengan masalah likuiditas dan kepercayaan terhadap perusahaan.

FTSE Russell menyatakan bahwa struktur kepemilikan BREN yang sangat terkonsentrasi menjadi alasan penghapusan tersebut.

Situasi ini menandakan bahwa sebagian besar saham BREN masih dipegang oleh pemegang saham mayoritas, sehingga jumlah saham yang beredar di pasar untuk investor publik sangat terbatas.

Selain itu, aksi jual yang signifikan oleh para investor juga menjadi salah satu faktor pendorong penurunan harga saham.

Kepanikan yang meluas di pasar, terutama setelah pengumuman penghapusan dari FTSE, memicu gelombang aksi jual, menyebabkan saham BREN mencapai titik auto reject bawah (ARB) selama dua hari berturut-turut.

ARB merupakan kondisi di mana penurunan harga saham mencapai batas maksimal yang diperbolehkan oleh bursa dalam satu hari perdagangan.

Implikasi bagi Investor dan Perusahaan

Penurunan drastis ini tentu berdampak signifikan bagi investor. Saham BREN, yang sebelumnya dianggap sebagai salah satu aset paling bernilai di BEI, kini kehilangan sebagian besar kapitalisasi pasarnya.

Hingga saat ini, kapitalisasi pasar BREN tercatat mencapai sekitar Rp946,5 triliun, namun nilai tersebut telah tergerus secara signifikan akibat penurunan saham dalam beberapa hari terakhir​.

Bagi perusahaan, kondisi ini juga menjadi tantangan besar.

Sebagai perusahaan yang berfokus pada energi terbarukan, terutama melalui operasi panas bumi, BREN harus mampu menavigasi tantangan ini dengan baik.

Salah satu opsi yang mungkin adalah memperbaiki struktur kepemilikan saham dan meningkatkan jumlah saham yang beredar di pasar, sehingga memenuhi syarat “free float” yang ditetapkan oleh indeks global seperti FTSE.

Prospek Ke Depan

Meski saham BREN tengah mengalami masa sulit, prospek jangka panjang perusahaan di sektor energi terbarukan tetap menjanjikan.

BREN merupakan salah satu pemain utama di pasar energi panas bumi Indonesia, dengan kapasitas produksi yang signifikan.

Perusahaan ini juga memiliki rencana ekspansi yang agresif, terutama dalam upaya mengurangi emisi karbon dan mendukung transisi ke energi yang lebih bersih​.

Namun, untuk memulihkan kepercayaan investor, perusahaan perlu melakukan langkah-langkah strategis guna mengatasi masalah struktural yang menyebabkan penghapusan dari indeks FTSE Russell.

Langkah ini mungkin melibatkan perubahan dalam komposisi pemegang saham atau peningkatan transparansi terkait operasi perusahaan.

Bagi investor, situasi ini mencerminkan risiko yang harus diperhatikan dalam berinvestasi, terutama di sektor energi yang sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti regulasi dan tren global menuju energi terbarukan.

Meskipun harga saham BREN saat ini berada dalam posisi yang tertekan, potensi pemulihan tetap ada jika perusahaan dapat menunjukkan kinerja yang solid dan memperbaiki struktur kepemilikannya di masa mendatang.

Harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mengalami penurunan tajam akibat penghapusan dari indeks FTSE Russell dan aksi jual massal oleh investor.

Meskipun tantangan ini signifikan, prospek perusahaan di sektor energi terbarukan tetap menjanjikan.

Langkah-langkah perbaikan diperlukan untuk memulihkan kepercayaan investor dan memastikan pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan.

Investor disarankan untuk terus memantau perkembangan perusahaan dan situasi pasar secara keseluruhan sebelum membuat keputusan investasi lebih lanjut​.***