Suarawanita.com – Harga minyak dunia kembali mengalami fluktuasi pada perdagangan terkini, dengan harga minyak jenis Brent dan West Texas Intermediate (WTI) menunjukkan pergerakan yang dinamis.

Pada 24 September 2024, harga minyak Brent berada di kisaran USD 71,5 per barel, mengalami penurunan sekitar 0,47% dari hari sebelumnya.

Sementara itu, minyak mentah WTI juga mengalami penurunan 0,6%, diperdagangkan pada USD 68,3 per barel.

Penurunan harga ini terjadi di tengah berbagai faktor global yang mempengaruhi sentimen pasar minyak​.

Pengaruh Dinamika Ekonomi Global

Penurunan harga minyak mentah dunia disebabkan oleh beberapa faktor ekonomi global.

Pertama, kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok, salah satu konsumen minyak terbesar di dunia.

Perlambatan sektor manufaktur dan konstruksi di negara tersebut menyebabkan permintaan minyak turun, yang berkontribusi pada pelemahan harga.

Selain itu, kondisi ekonomi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan kawasan Eropa juga menambah tekanan pada harga minyak, dengan potensi resesi yang semakin besar.

Kondisi pasar minyak juga dipengaruhi oleh kebijakan moneter bank sentral utama seperti Federal Reserve di Amerika Serikat.

Pengetatan kebijakan moneter melalui kenaikan suku bunga, yang bertujuan menekan inflasi, juga berdampak pada penurunan permintaan minyak, karena biaya pinjaman yang lebih tinggi menekan kegiatan ekonomi secara umum.

Kebijakan OPEC+ dan Dampaknya

Selain faktor ekonomi global, kebijakan dari organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC+) juga turut memainkan peran penting dalam fluktuasi harga minyak.

OPEC+ telah beberapa kali memutuskan untuk memangkas produksi minyak guna menjaga stabilitas harga, terutama di tengah ketidakpastian pasar.

Namun, kebijakan pemangkasan produksi ini belum cukup untuk menahan tren penurunan harga minyak dalam beberapa hari terakhir​.

Pada bulan-bulan sebelumnya, OPEC+ telah berhasil menjaga harga minyak di atas USD 70 per barel, meski pasokan global menunjukkan tanda-tanda kelebihan.

Namun, upaya ini terhambat oleh ketidakpastian yang ditimbulkan oleh faktor geopolitik dan ekonomi.

Konflik di Timur Tengah dan Rusia-Ukraina, meskipun menjadi faktor yang berpotensi mendongkrak harga minyak akibat kekhawatiran pasokan, belum mampu membalik tren penurunan harga secara signifikan.

Fluktuasi Musiman dan Permintaan Energi

Secara musiman, harga minyak juga dipengaruhi oleh siklus permintaan yang cenderung turun pada periode tertentu dalam setahun.

Dengan berakhirnya musim panas di belahan bumi utara, permintaan terhadap bahan bakar transportasi menurun, sementara permintaan untuk pemanas ruangan di musim dingin belum mencapai puncaknya​.

Namun, perlu dicatat bahwa permintaan energi global diperkirakan akan meningkat dalam jangka panjang.

Terutama seiring dengan pemulihan ekonomi pascapandemi dan peningkatan kebutuhan energi di negara-negara berkembang.

Hal ini bisa mendorong harga minyak kembali naik dalam beberapa bulan ke depan​.

Proyeksi ke Depan

Ke depan, pasar minyak masih sangat rentan terhadap berbagai faktor eksternal.

Para analis memperkirakan bahwa harga minyak bisa kembali meningkat jika ada pemulihan signifikan di sektor ekonomi global atau jika OPEC+ memperketat pengurangan produksi lebih lanjut.

Namun, di sisi lain, jika ketidakpastian ekonomi dan geopolitik berlanjut, harga minyak bisa terus tertekan.

Dalam jangka pendek, harga minyak diprediksi akan bergerak di kisaran USD 70-73 per barel, dengan potensi penurunan lebih lanjut jika kekhawatiran terhadap resesi global semakin membesar.

Namun, volatilitas pasar tetap tinggi, sehingga perubahan drastis dalam waktu cepat tetap mungkin terjadi​.

Harga minyak dunia saat ini berada di titik kritis, terpengaruh oleh berbagai faktor global seperti perlambatan ekonomi Tiongkok, kebijakan moneter ketat di Amerika Serikat, dan keputusan produksi dari OPEC+.

Meskipun penurunan harga minyak memberikan sedikit keuntungan bagi konsumen, tekanan pada industri energi global semakin terasa.

Pasar minyak masih akan terus dipantau dengan seksama dalam beberapa bulan ke depan, karena ketidakpastian tetap menjadi tema utama di tahun 2024 ini.***