Tips Kurangi Stres, Sebelum dan Sesudah Kehamilan
Suara Wanita – Stres terkait kehamilan? Meski wajar, ini adalah sesuatu yang tidak bisa dibiarkan, dan harus segera diambil tindakan, untuk mencegah dampak negatifnya pada ibu dan bayinya.
Untuk mengurangi stres, ada sejumlah cara yang bisa kamu lakukan. Salah satunya adalah mencoba latihan pernapasan, yang juga berguna untuk menurunkan detak jantung yang kamu alami, akibat stres selama kehamilan.
Salah satu teknik pernapasan yang direkomendasikan, adalah pernapasan perut. Ini adalah latihan di mana kamu menarik napas melalui hidung selama lima detik, lali menghembuskannya melalui hidung, selama lima detik lagi.
Kamu juga dituntut untuk beraktivitas, atau berolahraga, setidaknya 150 menit per minggu. Ini ampuh untuk mengurangi risiko depresi dan mengurangi kecemasan dan stres selama kehamilan, menurut laporan tahun 2019 yang diterbitkan dalam jurnal Medicina.
Di luar dua rekomendasi di atas, aktivitas seperti yoga dapat memperkuat otot yang digunakan saat melahirkan, dan mengurangi keparahan kondisi medis seperti mual dan sakit punggung, menurut Mayo Clinic.
Yoga juga merupakan bentuk aktivitas fisik yang menenangkan, yang dapat meningkatkan kesehatan mental dengan melepaskan endorfin, atau hormon perasaan baik.
Baca juga: Mau Tetap Bugar di Usia 40-an? Coba Tips Ini
Ingat, jangan lupa untuk selalu berbicara dengan dokter kandungan kamu, untuk memastikan aktivitas fisik kamu aman selama kehamilan, kata Mayo Clinic.
Terlibat dalam kegiatan mengurangi stres pascapersalinan, juga dapat bermanfaat bagi ibu dan bayi. Penelitian telah menunjukkan bahwa aktivitas ini memberikan lebih banyak kesempatan bagi ibu baru untuk menciptakan hubungan yang lebih baik dengan anak mereka.
“Menyusui, atau sekadar membelai. dapat membantu bayi mengurangi “respons stres mereka secara lebih efektif,” catat AAP dalam sebuah pernyataan kebijakan tentang pencegahan stres beracun di masa kanak-kanak.
Peristiwa kehidupan yang positif maupun negatif dapat membentuk masa depan anak
Penelitian menunjukkan bahwa pengalaman positif seperti membaca buku dengan “pengasuh yang responsif dan terlibat,” bermain dengan anak-anak seusianya, mendapatkan tempat penitipan anak yang berkualitas, dan memperoleh pendidikan prasekolah, “dikaitkan dengan dampak positif pada pembelajaran, perilaku, dan kesehatan.”