Lelehan Es di Greenland Bisa Naikkan Permukaan Laut hingga 1 Kaki

Suara Wanita – Mencairnya lapisan es di Greenland dapat menyebabkan kenaikan permukaan laut hingga hampir satu kaki, menurut sebuah studi baru.

Studi yang diterbitkan baru baru ini di jurnal Nature Climate Change, menemukan bahwa hilangnya 3,3% volume lapisan es, akan menyebabkan kenaikan permukaan laut kontemporer sekitar 11 inci.

“Ini adalah hasil dari peningkatan pergantian massa dari curah hujan, debit aliran es dan limpasan air lelehan,” tulis studi tersebut.

Mencairnya lapisan es Greenland, adalah salah satu sumber terbesar untuk kenaikan permukaan laut modern. Ini muncul setelah tahun 1980-an, dari peningkatan limpasan air lelehan permukaan dan debit aliran es.

Para peneliti, yang dipimpin oleh Jason Box dari Geological Survey of Denmark dan Greenland di Kopenhagen, mendasarkan penelitian mereka pada pengukuran selama lebih dari dua dekade, daripada model, yang memungkinkan mereka untuk menjelaskan “batas bawah mutlak untuk apa yang akan datang. ”

“Bahkan jika seluruh dunia berhenti membakar bahan bakar fosil hari ini, Lapisan Es Greenland masih akan kehilangan sekitar 110 kuadriliun ton es,” kata para peneliti dalam siaran pers dari Survei Geologi Denmark dan Greenland.

Baca juga: Jepang Ciptakan Robot Kecoa yang Bisa Selamatkan Manusia

Para peneliti mencatat dalam studi bahwa pencairan akan mulai mengarah ke kenaikan permukaan laut pada tahun 2100, meskipun hanya mempertimbangkan pencairan lapisan es Greenland, dan bukan gletser lain seperti di Antartika.

“Ini adalah minimum rock-bottom yang sangat konservatif. Secara realistis, kita akan melihat angka ini lebih dari dua kali lipat dalam abad ini,” kata Box dalam siaran pers.

“Dalam skenario yang dapat diperkirakan bahwa pemanasan global hanya akan berlanjut, kontribusi Lapisan Es Greenland terhadap kenaikan permukaan laut akan terus meningkat.”

Para peneliti mengatakan pencairan bisa jauh lebih buruk, dan menaikkan permukaan laut lebih dari 2,5 kaki, jika data dari tahun lelehan tinggi 2012 diterapkan selamanya.

Studi ini tampaknya menunjukkan jumlah yang lebih besar daripada studi sebelumnya yang mengandalkan pemodelan komputer canggih yang memperhitungkan perubahan emisi gas rumah kaca global, kata mereka.

Sebaliknya, para peneliti memeriksa apa yang disebut garis salju dari lapisan es yang menandai batas di mana pencairan biasanya terjadi di gletser.

“Garis salju bervariasi dari satu tahun ke tahun berikutnya, tergantung pada kondisi cuaca. Musim panas yang panas dapat berarti bahwa batas bergerak lebih jauh ke atas lapisan es, sehingga meningkatkan area lelehan,” kata peneliti GSEU.

“Pada tahun-tahun yang lebih dingin, area lelehan dapat berkurang.”

Sedikit catatan, sebuah studi dari National Ocean Service yang dirilis awal tahun ini, menemukan bahwa banjir di Amerika Serikat akan terjadi lima kali lebih sering pada tahun 2050, jika permukaan laut di sepanjang pantai naik rata-rata 10 hingga 12 inci.