5 Hal yang Jadi Pertimbangan Wanita untuk Kembali Bekerja

Suara Wanita – Entah itu karena pandemi, tuntutan rumahtangga, atau alasan lainnya, banyak para wanita yang akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dunia kerja dalam kurun waktu yang lumayan lama. Padahal, banyak di antara mereka yang memiliki skills hebat, yang kadang sulit untuk digantikan.

Lalu, yang jadi pertanyaan, bisakah kita, sebagai perusahaan, untuk kembali menawarkan pekerjaan pada mereka? Jawabannya tentu saja bisa, dan mereka akan senang hati menyambutnya asalkan apa yang kita tawarkan bisa menyesuaikan kehidupan mereka saat ini.

Nah, terkait hal ini, berikut beberapa strategi yang bisa kamu pertimbangkan sebelum memberikan tawaran, agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.

5 Hal yang bisa jadi pertimbangan wanita untuk kembali bekerja

1. Fleksibilitas

Ini mungkin merupakan strategi termudah untuk diterapkan bagi banyak perusahaan. Jika sifat pekerjaan tidak mengharuskan berada di depan komputer dari jam 9 sampai jam 5, maka izinkan karyawan untuk memutuskan kapan dan di mana pekerjaan akan dilakukan.

Beri karyawan kemampuan untuk mengatur jadwal mereka sendiri dan menyeimbangkan tanggung jawab rumah dan pekerjaan mereka dengan cara yang paling sesuai untuk mereka.

Jadi, alih-alih memilih antara kehidupan profesional dan pribadi mereka, mereka akan dapat kembali ke tempat kerja dengan keyakinan bahwa mereka dapat memiliki keduanya.

2. Menghilangkan bias

Dengan begitu banyak orang yang terpaksa berhenti dari pekerjaan mereka selama pandemi, kita pasti akan memiliki pelamar dengan kesenjangan pekerjaan di resume mereka. Jadi, sangat penting untuk mengatasi stigma negatif yang terkait dengan jeda karier dan memastikan bahwa kandidat tersebut tidak didiskriminasi.

Latih perekrut dan manajer perekrutan untuk menyadari bias sadar dan tidak sadar mereka. Mereka perlu belajar untuk melihat setiap kandidat secara unik, meninjau pengalaman mereka sebelum istirahat dalam pekerjaan, mengevaluasi keterampilan mereka yang dapat ditransfer, dan lebih fokus pada kecocokan pekerjaan-orang secara keseluruhan.

3. Jangan abaikan kesenjangan upah gender

Jika kita ingin mendorong lebih banyak wanita untuk masuk kembali ke dunia kerja, sangat penting untuk fokus pada kompensasi yang setara untuk pekerjaan dengan nilai yang sama. Lakukan audit kesetaraan gaji secara teratur dan pastikan semua karyawan dengan pengalaman serupa dan dalam peran serupa dibayar sama tanpa memandang jenis kelamin atau ras mereka.

4. Pertimbangkan untuk meluncurkan program kembali bekerja

Cara hebat lainnya untuk mendukung kembalinya wanita ke dunia kerja adalah melalui program kembali bekerja, atau “pengembalian”. Program-program ini sangat mirip dengan magang, tetapi mereka secara khusus dirancang untuk orang-orang yang telah kehilangan pekerjaan untuk waktu yang lama.

Pengembalian dapat berlangsung dari beberapa minggu hingga beberapa bulan dan biasanya mencakup pelatihan dan peningkatan keterampilan, sesi mentoring, dan dukungan dari jaringan rekan.

5. Memberikan kesempatan belajar dan berkembang

Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa sembilan dari setiap sepuluh karyawan teknologi ingin mendapatkan lebih banyak kesempatan belajar dan berkembang di perusahaan mereka.

Selain itu, 58% responden menyebut pengembangan keterampilan di antara kriteria teratas saat memilih perusahaan baru untuk bekerja.

Jadi, jika kita ingin menciptakan tempat kerja di mana para profesional dari semua jenis kelamin untuk kembali ke kantor, sangat penting untuk memberikan kesempatan pendidikan yang cukup bagi mereka.

Dan perlu diingat bahwa, mengingat tanggung jawab yang biasanya dimiliki wanita baik di tempat kerja maupun di rumah, mereka cenderung lebih memilih program fleksibel yang dapat diselesaikan secara online dengan kecepatan mereka sendiri.

Tentu saja, ada lebih banyak hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mendukung karyawan wanita mereka: kebijakan cuti berbayar, program bimbingan, sesi kesehatan mental, fasilitas penitipan anak di lokasi, dll.

Namun, bagian yang penting adalah memulai, mengevaluasi dampak inisiatif dan sesuaikan ide apa pun dengan kebutuhan spesifik perusahaan kita.